Di Indonesia,
ikan sapu-sapu hampir tidak memiliki predator, sehingga perkembangbiakannya
sangatlah pesat, ini membuatnya menjadi kompetitor bagi spesies asli, dan jika
dibiarkan dan tidak dikendalikan, maka hal ini akan mengancam populasi ikan-ikan lokal, kondisi ini mulai nampak baik di sungai maupun di danau
Limboto.
Ketika seorang nelayan menebar jaring (bu'ili) di Danau Limboto, sebagian besar yang tersangkut dijaring adalah ikan sapu-sapu sekitar 2/3 dari jumlah ikan. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah ikan sapu-sapu di danau Limboto sudah sangat mengkhawatirkan dan pasti akan berdampak pada menurunya populasi ikan-ikan lokal, seperti mujair, nila, tawes, payangga, manggaba'i, udang dan gabus yang kesemuanya termasuk dalam rantai makanan dalam ekosistem danau Limboto, dimana alga dan lumut berperan sebagai produsennya.
Mengatasi hal tersebut, perlu
adanya usaha dan kerjasama dari berbagai pihak untuk menekan populasi
ikan sapu-sapu, dan tentunya peran pemerintah sangatlah dibutuhkan
sebagai pihak pemegang kebijakan untuk menjaga kelestarian danau
Limboto, selain menumpas ikan sapu-sapu, juga perlu adanya ketetapan
hukum tentang penggunaan arus listrik yang saat ini kian marak digunakan
oleh para nelayan/pencari ikan yang notabene lebih merusak dibandingkan
dengan populasi ikan sapu-sapu.
Demikian postingan singkat saya kali ini, semoga dapat dibaca oleh para pemegang kebijakan agar menjadi perhatian. Dan terakhir, sebagai kesimpulan, bahwa ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup ikan-ikan lokal yang ada di danau Limboto adalah populasi ikan sapu-sapu serta penggunaan arus listrik oleh sebagian masyarakat untuk berburu ikan di danau.