Translate

Kamis, 31 Oktober 2013

Masa Depan Danau Limboto

Salam Mancing....
Senang skali hari ini kita punya kesempatan untuk baku dapa lagi dengan para angler samua, dari Sabang sampe Marauke, khususnya Gorontalo, yang saat ini memasuki musim ujan, sehingga aktivitas menyalurkan hobi mancing mulai dapa lia lagi, yang pada hari-hari kemarin agak kurang karna musim panas yang berdampak pada menurunnya ketinggian aer danau plus berkurangnya sumber pendapatan lumut serta cacing tanah oleh para angler, hahaha..
Oke, pada kesempatan kali ini kita akan bicara tentang torang pe danau Limboto ke depan. Eh, tapi ngomong-ngomong nda bagus juga pake bahasa daerah y, nanti pengunjung dari luar sulawesi nyanda mangarti deng torang pe bahasa, hikz..
Lanjut....
Danau Limboto (merupakan muara dari lima sungai besar, yakni Sungai Molalahu, Sungai Alo, Sungai Daenaa, Sungai Bionga dan Sungai Bone Bolango) adalah salah satu danau di Indonesia, yang ada di Provinsi Gorontalo, terletak dibeberapa Kecamatan temasuk Kec. Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Pada tahun 1930-an luasnya diperkirakan mencapai 8.000 hektar dengan kedalaman 30 meter, waw....luas & dalam y bro ?! Tahun 1970-an berkurang menjadi 4.500 hektar dengan kedalaman 15 meter, dan pada tahun 2012 kemarin menurut penelitian luasnya tinggal mencapai 2.500 hektar dengan kedalaman 1,5-3 meter, dan menurut saya pada tahun 2025 luasnya tinggal mencapai 0,25 hektar dengan kedalaman setinggi tumit anak berusia 5 tahun pada musim kemarau, dan pada musim penghujan luasnya akan mencapai seluruh wilayah limboto, limboto barat, telaga, batudaa, bongomeme, dan tibawa, dengan ketinggian air mencapai 10 meter, dengan kata lain bisa menenggelamkan rumah-rumah warga (dimohon kepada pengunjung sekalian agar pada postingan ini bukan hanya sekedar membaca, tapi sekaligus menganalisa dan menjalankan logika dari setiap kata, karena saya bukan ahli dalam merangkai kata secara terpola, hehe)
Beberapa permasalahan yang mengakibatkan sedimentasi dan berkurangnya luas areal danau limboto adalah sebagai berikut :
  1. Penebangan hutan yang tidak terstruktur, ladang berpindah/tetap pada kemiringan di atas 30 derajat, dan galian C (tambang batu dan pasir gunung) adalah permasalahan yang ada pada daerah hulu, ini membutuhkan penegakan/penerapan hukum yang tegas dilandasi oleh perundangan yang berlaku/akan diberlakukan.
  2. Buang sampah sembarangan, baik oleh penduduk desa/perkotaan maupun penduduk yang bermukim dan bercocok tanam di dekat bantaran sungai, pengaplingan tanah di areal danau untuk dijadikan lahan pertanian oleh oknum (Sipil, TNI, POLRI, Masyarakat). 
  3. Budidaya eceng gondok dan tumbuhan air lainnya untuk dijadikan terumbukarang oleh nelayan, yang tanpa mereka sadari telah mengakibatkan adanya sedimentasi oleh pembusukan tanaman tersebut. 
Bagi masyarakat Gorontalo, Danau Limboto mempunyai beberapa fungsi utama yaitu pencegah banjir, sumber penghasilan bagi nelayan dan tempat rekreasi. Selain itu danau limboto berfungsi sebagai penyeimbang sistem hidrologi, penghasil energi, sarana transportasi air, olahraga, penelitian/pendidikan dan lain-lain, sehingga dengan kritisnya keadaan Danau Limboto saat ini, dengan sendirinya akan merugikan masyararakat Gorontalo.
Dari penjelasan awal postingan di atas tadi tentang luas dan kedalaman air Danau Limboto yang setiap tahun berkurang secara drastis, ini mengindikasikan tidakadanya kepedulian/perhatian yang serius baik oleh Pemerintah maupun masyarakat Gorontalo terhadap usaha-usaha pelestariannya, sehingga pada saat ini perlu adanya perhatian ekstra dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik dalam rangka melestarikan Danau Limboto yang kita cintai bersama ini yang menurut saya mempunyai permasalahan yang begitu kompleks dan telah memasuki masa-masa kritis.
Meskipun saat ini, Pemerintah Kabupaten dan Provinsi Gorontalo bersama-sama melakukan rehabilitasi Danau Limboto (pengerukan dan pembuatan tanggul di pinggiran danau) yang menelan biaya miliaran bahkan trilyunan rupiah, namun semua itu akan sia-sia jika 3 poin di atas tadi tidak diantisipasi.


Wilayah Kabupaten Gorontalo yang kedepannya akan melakukan pemekaran wilayah, seperti Kab. Panipi dan Kab. Paguyaman Raya dengan sendirinya akan mengurangi Sumber Pendapatan Daerahnya, hal ini merupakan salah satu motivasi bagi pemerintah untuk bertindak cepat dalam memaksimalkan potensi yang ada, diantaranya potensi SDA Danau Limboto yang diperkirakan sekitar 70% berada di wilayah Kab. Gorontalo untuk dijadikan tempat wisata, tentunya dengan program rahabilitasi jangka panjang dengan sentuhan hukum dan teknis.
Oke bro, sekian dulu postingan saya kali ini, semoga dengan penjelasan dan gambaran keadaan danau kita sekarang ini, akan menjadikan motivasi buat kita sekalian untuk melestarikan Danau Limboto kita yang tercinta.
Salam mancing.....

Selasa, 15 Oktober 2013

WASPADA HIPERTENSI DAN KOLESTEROL PASCA IDUL ADHA

Hari raya kurban biasanya identik dengan makan daging yang diolah menjadi berbagai macam sajian yang menggugah selera. makanan bersantan dan berlemak juga menjadi menu biasa di saat hari raya Idul Adha. sebut saja gulai, rendang, sate, dan lain sebagainya.
Namun, mengkonsumsi daging setiap saat belum tentu baik untuk kesehatan kita. Waspadai resiko hipertensi dan kolesterol yang mengintai. Kolesterol banyak ditemukan pada lemak jenuh seperti santan, minyak, dan lemak dari hewan, jereon, kuning telur, serta makanan laut, kecuali ikan.
Kolesterol tingi menjadi masalah karena bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke. Namun kadar kolesterol yang sangat rendah juga bisa menimbulkan masalah. Sakit kepada. pusing, dan badan yang terasa pegal-pegal adalah tanda awal yang umum terjadi jika seseorang memiliki kadar kolesterol yang berlebihan dalam tubuhnya. 
Selain kolesterol, hipertensi juga mengintai jika kita terlampau konsumtif akan daging di hari raya kurban ini. Seseorang dianggap mengidap hipertensi bila secara berulang hasil pemeriksaan tekanan darahnya melebihi 140/90 mm Hg. Biasanya, orang dengan tekanan darah tinggi mengeluhkan sakit kepada (terutama dibagian belakang kepala), serta pusing vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga), gangguan penglihatan atau pingsan. 
Sebaiknya setelah mengkonsumsi sate atau daging yang dibakar, konsumsilah timun. Daging yang dibakar menghasilkan karsinogen dan timun bisa membantu menetralkannya. Jangan lupa, batasi juga porsi konsumsi daging dengan wajar. Setelah itu jangan dibarengi dengan minum kopi atau minuman bersoda lainnya, apalagi Pinaraci, Cap Tikus, dan minuman beralkohol lainnya.

Sumber : Gorontalo Post, Minggu, 13 Oktober 2013