Translate

Jumat, 23 Agustus 2013

TEKNIK MANCING LUBANG DI PERAIRAN DANGKAL AIR TAWAR




Seperti kita ketahui bersama teknik dan cara memancing ikan itu sangat beragam, disesuaikan dengan umpan apa yang akan kita pakai. Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang teknik memancing ikan nila ala orang Gorontalo, dengan memakai umpan cacing dengan spot utama Danau Limboto. 
Setiap jenis ikan punya karakter berbeda, baik itu dari sifat, bentuk, jenis makanan dan lain sebagianya, sehingga membedakan pula pola dan cara hidupnya.
Ikan nila yang sudah akil baliq (sori untuk istilahnya, hehehe) atau dewasa tentunya punya insting untuk mencari pasangannya, untuk itu nila jantan suka membuat lubang / rumah di dasar air untuk mendapatkan perhatian betinanya. Bentuknya seperti piring, bulat dan cekung ke dalam tanah, bagian tengahnya lebih dalam dari bagian pinggirnya, ini dikarenakan badan si jantan selalu digosok-gosokkan ke tanah untuk membersihkan rumahnya dari kotoran, sehingga semakin lama lubangnya semakin licin, besarnya lubang tergantung besarnya si empunya rumah, dan biasanya tempatnya tidak terkena cahaya matahari langsung, seperti di bawah eceng gondok, dan tumbuhan air lainnya.
Di Gorontalo, banyak pemancing berburu ikan nila dengan teknik memancing di lubang pasca banjir, karena dengan penuhnya air di danau, maka ikan-ikan akan berburu makanan di pinggiran danau, termasuk membuat rumahnya.

Cara orang Gorontalo memancing adalah sebagai berikut :

Alat pancing yang disediakan biasanya standar, dengan mata kail yang agak besar tanpa palampung dengan memakai pemberat yang disesuaikan. Umpan yang dipakai adalah cacing.
Pertama-tama yang harus dilakukan adalah mencari rumah ikan nila, yang tempatnya di bawah tumbuhan air yang tidak terkena cahaya matahari langsung, dengan kedalaman mencapai 1-2 meter, dengan begitu pemancing harus nyemplung di dalam air, sambil kakinya mencari-cari rumah ikan nila yang bentuknya sudah dijelaskan tadi di atas, dengan catatan lubangnya harus masih licin, jika sudah banyak kotoran, maka tempat itu sudah tidak berpenghuni lagi. Setelah didapat, maka lubang harus ditandai dengan menancapkan bilah bambu atau apa saja di dekatnya (sesuai keinginan) yang tingginya melebihi ketinggian air, dan selanjutnya kita siap memancing.
Cara mancingnya dengan meletakkan umpan tepat di tengah lubang sambil umpan tersebut di gerakan turun naik yang tidak lebih dari sejengkal dari dasar. Gerakan-gerakan ini dimaksudkan antara lain : sebagai penarik perhatian, karena ikan nila adalah jenis ikan yang agresif; dianggap kotoran sehingga akan dibersihkan; mengecek apakah umpan sudah berhasil di sambar.
Nah, setelah dalam penantian dengan gerakan-gerakan turun naik tadi, jika kita merasa mata kail kita seperti tersangkut sesuatu, maka tak akan meleset lagi, bahwa umpannya sudah berada dalam mulut ikan, dan selanjutnya….STRIKE……

Ok, sekian dulu postingan saya kali ini, dan bagi para pemancing yang berada di daerah lain, silahkan mencoba cara mancingnya orang Gorontalo.

Sekian dan salam mancing.



Kamis, 15 Agustus 2013

Sekilas tentang perayaan Lebaran Ketupat suku Jawa Tondano

Lain padang, lain ilalang, lain suku, lain pula budayanya. Suku Jawa Tondano merupakan salah satu di antara begitu banyaknya suku yang berada di Indonesia, yang mempunyai beberapa adat dan budaya yang unik. Sebut saja Lebaran Ketupat.
Lebaran Ketupat dilaksanakan seminggu setelah Lebaran Idul Fitri, dimana setiap rumah melakukan perjamuan kepada setiap sanak keluarga, teman, kerabat, kolega dan semua-semuanya yang akan berkunjung dalam rangka silaturahim.
Di Gorontalo, Suku Jawa Tondano tersebar di berbagai tempat, di antaranya Yosonegoro di Kec. Limboto Barat, Kaliyoso di Kec. Bongomeme, Reksonegoro dan Mulyonegoro di Kec. Pulubala, serta beberapa daerah yang berada di Kab. Boalemo dan Pohuwato.
Seiring berputarnya waktu, budaya lebaran ketupat juga sudah merambat ke daerah sekitarnya yang non Jawa Tondano, sehingga kian menambah semarak perayaannya, namun demikian, perayaan Lebaran Ketupat di Provinsi Gorontalo tetap berpusat di Desa Yosonegoro Kec. Limboto Barat, Kab. Gorontalo, dengan keikutsertaan Pemerintah Kabupaten dan Provinsi melalui berbagai suguhan acara menarik atau dengan cara mensponsori beberapa acara yang diadakan oleh masyarakat Yosonegoro, misalnya Lomba Karapan Sapi dan Kuda Pacu yang bertempat di lapangan Golf/Pacuan Kuda Yosonegoro. Untuk tahun 2013 ini, perayaannya menjadi ajang perkenalan bagi calon legislatif yang ikut dalam pemilihan umum mendatang dengan menggelar hiburan rakyat..wow, hahaha, aya-aya wae..., sehingga bisa dikatakan bahwa lebaran ketupat telah menjadi wahana untuk mempromosikan segala sesuatunya baik oleh pemerintah dan swasta.
Kembali ke laptop...
Sebagaimana namanya, Lebaran Ketupat punya beberapa penganan sebagai icon dalam perjamuan, yakni ketupat dan dodol, tapi bagi masyarakat non Jawa Tondano, penganan utama adalah berupa nasi bulu/nasi jaha/tiloto'o (ketan yang dimasukkan dalam wadah bambu yang dimasak dengan cara di bakar) dan penganan-penganan ini akan menjadi oleh-oleh yang bisa di bawa pulang. Satu hal yang menarik yang tidak luput dari perhatian masyarakat pendatang pada malam Lebaran Ketupat adalah kepulan asap yang memenuhi langit di atas Desa Yosonegoro dan sekitarnya, sehingga bisa diibaratkan Yosonegoro adalah sebuah tungku raksasa yang sedang mengeluarkan asapnya, heheheh, ini dikarenakan aktifitas masak memasak warga untuk hidangan pada keesokan harinya, terutama memasak ketupat, karena ketupat tidak bisa disimpan lebih dari sepuluh jam.
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, maka pada hari H, terjadi kepadatan melebihi kepadatan ibukota yang terfokus pada satu titik yaitu di Desa Yosonegoro, sehingga Pemerintah dalam hal ini menurunkan petugas keamanan dan satuan lalulintas yang diorganisir oleh Polres Limboto, tak ketinggalan pula keikutsertaan PMI dan petugas-petugas medis yang dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Kab. Gorontalo yang mendirikan poskonya masing-masing.
Nah, sekian dulu gambaran singkat tentang perayaan Lebaran Ketupat oleh suku Jawa Tondano pada umumnya dan suku Jawa Tondano di Desa Yosonegoro Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo Prov. Gorontalo pada khususnya. Jika anda ingin melihat langsung perayaannya, silahkan mengunjungi Desa kami yang berada di Gorontalo, mungkin pada tahun-tahun mendatang.
Sekian, wassalam..