Translate

Kamis, 15 Agustus 2013

Sekilas tentang perayaan Lebaran Ketupat suku Jawa Tondano

Lain padang, lain ilalang, lain suku, lain pula budayanya. Suku Jawa Tondano merupakan salah satu di antara begitu banyaknya suku yang berada di Indonesia, yang mempunyai beberapa adat dan budaya yang unik. Sebut saja Lebaran Ketupat.
Lebaran Ketupat dilaksanakan seminggu setelah Lebaran Idul Fitri, dimana setiap rumah melakukan perjamuan kepada setiap sanak keluarga, teman, kerabat, kolega dan semua-semuanya yang akan berkunjung dalam rangka silaturahim.
Di Gorontalo, Suku Jawa Tondano tersebar di berbagai tempat, di antaranya Yosonegoro di Kec. Limboto Barat, Kaliyoso di Kec. Bongomeme, Reksonegoro dan Mulyonegoro di Kec. Pulubala, serta beberapa daerah yang berada di Kab. Boalemo dan Pohuwato.
Seiring berputarnya waktu, budaya lebaran ketupat juga sudah merambat ke daerah sekitarnya yang non Jawa Tondano, sehingga kian menambah semarak perayaannya, namun demikian, perayaan Lebaran Ketupat di Provinsi Gorontalo tetap berpusat di Desa Yosonegoro Kec. Limboto Barat, Kab. Gorontalo, dengan keikutsertaan Pemerintah Kabupaten dan Provinsi melalui berbagai suguhan acara menarik atau dengan cara mensponsori beberapa acara yang diadakan oleh masyarakat Yosonegoro, misalnya Lomba Karapan Sapi dan Kuda Pacu yang bertempat di lapangan Golf/Pacuan Kuda Yosonegoro. Untuk tahun 2013 ini, perayaannya menjadi ajang perkenalan bagi calon legislatif yang ikut dalam pemilihan umum mendatang dengan menggelar hiburan rakyat..wow, hahaha, aya-aya wae..., sehingga bisa dikatakan bahwa lebaran ketupat telah menjadi wahana untuk mempromosikan segala sesuatunya baik oleh pemerintah dan swasta.
Kembali ke laptop...
Sebagaimana namanya, Lebaran Ketupat punya beberapa penganan sebagai icon dalam perjamuan, yakni ketupat dan dodol, tapi bagi masyarakat non Jawa Tondano, penganan utama adalah berupa nasi bulu/nasi jaha/tiloto'o (ketan yang dimasukkan dalam wadah bambu yang dimasak dengan cara di bakar) dan penganan-penganan ini akan menjadi oleh-oleh yang bisa di bawa pulang. Satu hal yang menarik yang tidak luput dari perhatian masyarakat pendatang pada malam Lebaran Ketupat adalah kepulan asap yang memenuhi langit di atas Desa Yosonegoro dan sekitarnya, sehingga bisa diibaratkan Yosonegoro adalah sebuah tungku raksasa yang sedang mengeluarkan asapnya, heheheh, ini dikarenakan aktifitas masak memasak warga untuk hidangan pada keesokan harinya, terutama memasak ketupat, karena ketupat tidak bisa disimpan lebih dari sepuluh jam.
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, maka pada hari H, terjadi kepadatan melebihi kepadatan ibukota yang terfokus pada satu titik yaitu di Desa Yosonegoro, sehingga Pemerintah dalam hal ini menurunkan petugas keamanan dan satuan lalulintas yang diorganisir oleh Polres Limboto, tak ketinggalan pula keikutsertaan PMI dan petugas-petugas medis yang dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Kab. Gorontalo yang mendirikan poskonya masing-masing.
Nah, sekian dulu gambaran singkat tentang perayaan Lebaran Ketupat oleh suku Jawa Tondano pada umumnya dan suku Jawa Tondano di Desa Yosonegoro Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo Prov. Gorontalo pada khususnya. Jika anda ingin melihat langsung perayaannya, silahkan mengunjungi Desa kami yang berada di Gorontalo, mungkin pada tahun-tahun mendatang.
Sekian, wassalam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar